Iklan

Mahasiswa Universitas IPB Berikan Pelatihan Pembibitan Biointensif dan Instrumentasi Iklim untuk Warga Cibunian

Cahaya Nasional
Kamis, 26 September 2024
Last Updated 2024-09-27T00:27:01Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini

     sumber foto : ipb.ac.id

Bogor, CahayaNasional.com -- Asosiasi Mahasiswa Agrometeorologi (Himagreto) Universitas IPB melalui tim pelaksana Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) mengadakan pelatihan pembibitan dan instrumentasi untuk masyarakat Cibunian, Bogor, Jawa Barat (22/9). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat di bidang pembibitan dan pemanfaatan instrumentasi meteorologi.

Pada kesempatan ini, Achmad Nur, mahasiswa Universitas IPB sekaligus perwakilan tim PPK Ormawa Himagreto, memperkenalkan metode pembibitan biointensif. Ia mengatakan bahwa metode ini fokus pada efisiensi penggunaan lahan dan peningkatan kualitas bibit. Ia menjelaskan bahwa dalam praktiknya, masyarakat belajar cara memilih benih unggul, menyiapkan media tanam, serta teknik perawatan benih dan bibit untuk menghasilkan tanaman yang kuat dan tahan hama.

“Dengan teknik biointensif ini, kita dapat memproduksi bibit yang lebih sehat dan kuat, sambil menjaga kesuburan tanah secara alami,” kata Achmad Nur. 

Sementara itu, Luluk, mahasiswa Universitas IPB dari Program Studi Meteorologi Terapan, menjelaskan alat-alat penting yang digunakan untuk memantau kondisi cuaca dan iklim lokal. Beberapa alat yang diperkenalkan termasuk ombrometer. Luluk mengatakan bahwa ombrometer adalah alat pengukur curah hujan yang penting untuk menentukan tingkat irigasi yang dibutuhkan oleh tanaman. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur curah hujan harian dan mingguan sehingga masyarakat dapat memantau secara real-time.

Alat berikutnya yang diperkenalkan adalah higrometer. Higrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan udara. 

“Kelembapan udara mempengaruhi kebutuhan air bagi tanaman, terutama di musim kemarau. Oleh karena itu, penting untuk memahami tingkat kelembapan agar dapat mencegah kekeringan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman,” kata Luluk. 

Asep, yang juga merupakan mahasiswa Universitas IPB, menjelaskan tentang penggunaan situs web Automatic Weather Station (AWS). Melalui situs web tersebut, katanya, kita dapat mengakses data cuaca secara real-time. “Orang diajari untuk membaca data seperti curah hujan, suhu, kelembapan, dan kecepatan angin. Informasi ini sangat membantu dalam menentukan waktu tanam yang tepat dan mengantisipasi kondisi cuaca ekstrem yang dapat merusak tanaman,” kata Asep. Salah satu peserta, Ratih, mengatakan,

“Kegiatan ini membantu saya untuk mengetahui cara membuat pembibitan yang baik pada media tanam dan cara menentukan pola tanam serta irigasi melalui pengukuran cuaca.”

Dia berharap pelatihan tentang pembibitan dan instrumen meteorologi ini akan menjadi solusi bagi masyarakat Cibunian dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan penerapan teknik pembibitan biointensif dan penggunaan alat instrumen meteorologi, masyarakat dapat melakukan perencanaan tanaman yang lebih baik dan efisien. Pelatihan ini juga diharapkan dapat terus memperkuat kapasitas petani di masa depan.

Sumber : ipb.ac.id
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl