Depok,CahayaNasional.com -- Tanggal 26 September 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Belitung menunjukkan peningkatan yang signifikan, mencapai 20,8% berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023. Menyikapi kondisi ini, Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) menggelar kegiatan edukasi gizi yang difokuskan pada kader posyandu dan remaja putri di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Inisiatif ini melibatkan pengembangan berbagai bahan edukasi, seperti booklet, leaflet, serta permainan interaktif untuk membantu menyebarkan informasi penting mengenai pencegahan stunting.
“Salah satu penyebab stunting di Kabupaten Belitung diperkirakan berasal dari pola asuh dan pola makan yang kurang tepat. 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) adalah periode yang sangat krusial untuk mencegah stunting. Selain itu, remaja sebagai calon ibu juga perlu dipersiapkan status gizinya agar kelak siap menghadapi masa kehamilan,” ujar Dr. Ir. Diah M. Utari, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) FKM UI.
Dalam kegiatan yang berlangsung pada Senin (26/8), kader dari 19 posyandu di Kecamatan Sijuk serta remaja putri dari SMAN 1 Sijuk mendapatkan materi edukasi gizi. Materi yang disampaikan kepada kader posyandu meliputi gizi ibu hamil dan balita, cara membaca hasil penimbangan pada Kartu Menuju Sehat (KMS), serta menu makanan sehat. Sementara remaja putri diberikan edukasi mengenai gejala, dampak, dan pencegahan anemia serta hubungan anemia dengan stunting.
Salah satu aktivitas interaktif yang diikuti peserta adalah membuat simulasi “Isi Piringku,” pedoman gizi seimbang yang disusun oleh Kementerian Kesehatan, di mana peserta diminta menggambar atau menempel bahan pangan sesuai kategori makanan.
“Para peserta menunjukkan keterampilan yang baik dalam menyusun menu gizi seimbang. Harapannya, pengetahuan ini bisa disebarkan kepada ibu hamil dan ibu balita untuk menekan angka stunting,” ujar Dr. Diah.
Sejumlah remaja putri yang mengikuti kegiatan ini juga mengakui bahwa pola makan mereka belum sepenuhnya mengikuti pedoman gizi seimbang, dan banyak yang belum mengetahui hubungan antara anemia dan stunting.
Kegiatan ini juga mendapatkan apresiasi dari Pengelola Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, Rohami.
“Kader posyandu memiliki peran penting sebagai penyebar informasi gizi di masyarakat, terutama untuk ibu hamil dan ibu balita. Edukasi kepada kader posyandu adalah langkah yang sangat tepat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat,” kata Rohami.
Sebelum dan sesudah edukasi, para peserta menjalani pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan. Hasilnya, skor pengetahuan remaja putri meningkat sebesar 15%, sedangkan pada kader posyandu naik 10%, disertai peningkatan keterampilan dalam membaca KMS dan menyusun menu gizi seimbang.
Kepala SMAN 1 Sijuk, Eny Susilowati, S.Pd., juga memberikan apresiasi atas kegiatan ini.
“Kami menyambut baik kegiatan ini karena sejalan dengan program rutin sekolah kami dalam memberikan edukasi anemia dan konsumsi tablet tambah darah (TTD). Kami berharap kegiatan seperti ini bisa dilanjutkan tahun depan,” ujar Eny.
Sumber : ui.ac.id