Sumber Foto : ugm.ac.id
Yogyakarta,CahayaNasional.com -- Tim mahasiswa UGM berhasil menciptakan kreativitas dalam bidang kesehatan dengan produk inovasi berupa sandal berbasis Loadcell-Accelerometer untuk membantu pasien patah tulang ekstremitas bawah. Sandal ini dirancang untuk membantu pasien melakukan latihan weight bearing (penumpuan beban) dan range of motion (langkah) dengan lebih tepat selama proses pemulihan.
Hasil inovasi ini dikembangkan oleh Maya Aida dari prodi Manajemen Informasi Kesehatan Sekolah Vokasi angkatan 2022, Aditya Kyran Santoso (Elektronika dan Instrumentasi FMIPA 2022), Nathasya Angelliya (Ilmu Keperawatan, FKKMK 2022), Ignatius Gerald Handono (Elektronika dan Instrumentasi FMIPA 2022), dan Bitta Nathaniela Purwoko (Manajemen Informasi Kesehatan Sekolah Vokasi 2023).
Maya Aida, selaku ketua tim menjelaskan inovasi bidang kesehatan yang mereka ciptakan untuk mengatasi kesulitan monitoring ketercapaian latihan beban atau weight bearing (WB) yang kerap dialami oleh dokter ortopedi dan pasien patah tulang. Bahkan terciptanya Sandal Berbasis Loadcell-Accelerometer berawal dari keluh kesah salah satu pasien patah tulang (fraktur) ekstremitas bawah di RSUP Sardjito Yogyakarta, yang sekaligus seorang praktisi HRD UMKM yang pernah berbagi ilmu kewirausahaan di UGM. “Kami kemudian lantas mengangkat permasalahan ini dalam penelitian sebagai bagian dari program kreativitas,” ujar Maya di Kampus UGM, Kamis (26/9).
Maya Aida lebih lanjut menjelaskan sandal terapi yang diciptakan dilengkapi dengan sensor loadcell dan accelerometer yang dapat mengukur dan memberikan umpan balik real-time kepada pengguna mengenai distribusi beban dan langkah yang benar pada kaki yang fraktur. Sandal inipun terintegrasi dengan smartphone sebagai komunikasi software untuk pengaturan saran persentase beban dari dokter ortopedi dan pencatatan serta monitoring latihan beban yang dilakukan oleh pasien. “Sandal terapi ini dapat memudahkan dokter ortopedi dan pasien dalam memantau ketercapaian latihan beban yang telah dilakukan, yang secara umum dimulai minggu ke-4 pasca operasi patah tulang ekstremitas bawah sampai waktu-waktu berikutnya secara bertahap pasien dapat berjalan tanpa menggunakan alat bantu,” terangnya.
Nathasya Angelliya menambahkan prototipe saat ini tengah dalam proses pengajuan paten untuk melindungi karya dan mendorong penggunaan lebih luas di dunia medis/kesehatan. Kreativitas sandal untuk pasien fraktur kaki ini, menurutnya mendukung meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. “Penggunaan teknologi sensor load cell dan accelerometer dalam kreativitas ini membuka peluang untuk pemanfaatan lebih lanjut dalam pengembangan IPTEK di bidang kesehatan”, imbuhnya.
Menurut Ignatius Gerald Handono keberhasilan inovasi ini tidak terlepas dari kerjasama dan dedikasi tim PKM-KC UGM dalam mengembangkan solusi inovatif yang memadukan teknologi dan kesehatan. Mereka berharap sandal terapi ini dapat menjadi alat bantu yang andal bagi para pasien dalam menjalani terapi pasca fraktur ekstremitas bawah.
Dalam proses pengembangan, tim PKM-KC UGM merasa bersyukur karena mendapat bimbingan dari dokter ortopedi yaitu dr. Dananjaya Putramega, Sp. OT (K). Sebagai dosen pembimbimbing sangat membantu memastikan bahwa desain dan fungsi sandal ini sesuai dengan kebutuhan pasien. “Adanya inovasi ini, diharapkan dapat membantu pasien fraktur ekstremitas bawah dalam memonitoring ketercapaian latihan beban dan langkah selama proses pemulihan. Sehingga pemulihan berlangsung dengan baik sehingga pasien dapat kembali beraktivitas normal dengan lebih cepat dan aman,” papar Gerald Handono.
Sumber : ugm.ac.id